
Petani mulai menyadari bahwa peningkatan penggunaan pupuk
anorganik saat ini tidak sebanding dengan peningkatan produksi. Petani
menganalisa hasil pertanian mengalami peningkatan pengeluaran sementara
hasilnya tetap bahkan ada kecenderungan menurun. Pemanfaatan pupuk organik
menjadi pilihan.
Pupuk organik terfermentasi merupakan pilihan dalam memenuhi
kebutuhan pupuk. Perbedaan mendasar pupuk organik tanpa fermentasi dan
terfermentasi adalah kandungan hara. Kandungan hara pupuk organik terfermentasi
lebih cepat diserap tanaman. Uji coba yang dilakukan petani di Kecamatan
Pacitan menunjukkan penggunaan pupuk terfermentasi lebih baik,terutama kondisi
fisik tanaman dan hasil produksinya.

Kecamatan Pacitan mempunyai 5 unit pengelola fermentasi
pupuk organik. Saat ini terus meningkatkan diri dalam kualitas. Ada 2 unit
pengembang pupuk organik terfermentasi yang telah mendapatkan bimbingan khusus
dari Universitas Sebelas Maret Surakarta. Saat ini telah dilakukan uji
laboratorium yang hasilnya mendekati ketentuan pupuk organik sesuai dengan
peraturan Menteri Pertanian. Diharapkan peningkatan pemanfaatan pupuk organik
terfermentasi dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk anorganik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar