Sabtu, 07 Mei 2016

POTENSI PUPUK DARI KANDANG TERNAK, POTENSI TERPENDAM





Permasalahan yang sering dihadapi petani saat ini adalah sulitnya mendapatkan pupuk pada saat membutuhkan. Sulit ini disebabkan memang kuota pupuk bersubsidi semakin tahun semakin berkurang. Petani perlu mencari alternatif untuk memenuhi kebutuhan pupuk. Salah satu alternatif pilihan adalah dari kandang ternak.
Dari kandang ternak terdapat 2 hasil samping ternak yang masih belum digarap dengan baik yaitu potensi pupuk kandang terfermentasi, pupuk cair urine. Pupuk kandang yang dipakai saat ini belum  sepenuhnya diproses. Hal ini menyebabkan permasalahan tersendiri, terutama masalah gulma dan insekta yang menjadi hama. Bibit gulma dan larva insekta terbawa saat memberikan pupuk kandang.
Potensi urine untuk pupuk cair juga masih belum di manfaatkan. Penggunaan urine dalam pupuk cair dapat mememnuhi kebutuhan pupuk makro berupa N,P dan K serta pupuk mikro yang bermanfaat. Urine juga mengandung zpt (zat pengatur tumbuh) terutama Auxin. Pupuk urine juga mempunyai poyensi sebagai pestisida alami. Permasalahannya adalah perlu perhatian tambahan dalam memproses urine ini.
Kelemahan petani saat ini terutama di Kecamatan Pacitan adalah belum terbiasanya petani menggunakan pupuk kandang terfermentasi dan pupuk cair urine. Belum terbiasa ini bukan berarti tidak ada yang melaksanakan. Sebagian kecil petani secara mandiri melakuka eksperimen-ekperimen menggunakan pupuk kandang terfermentasi dan urine.
Padahal di tahun 2014 diperkirakan jumlah sapi di Pacitan sekitar 2000 ekor. Bila setiap ekor sapi dengan berat rata-rata 200 kg mengasilkan 5% kotoran, maka ada 2000 ekor x 200 kg x 5% = 20.000 kg kotoran per hari. Atau sekitar 7juta kg per tahun, atau 7000 ton per tahun. Bila semua dijadikan pupuk kandang terfermentasi dengan penyusutan sekitar 40% maka terdapat 4200 ton. Bila dibagi luasan areal sawah di kecamatan pacitan 1158 Ha maka ada 3 ton per Ha per tahun. Jumlah yang cukup untuk meningkatkan status hara tanah, beberapa literatur mereferensikan 2 ton/Ha pupuk kandang.
Hitungan tersebut masih kasar, pendekatan yang nyata tentang jumlah sapi dan berat badan masih berubah-ubah. Terutama karna wiayah Kecamatan Pacitan merupakan wilayah perdagangan sapi sehingga perubahan jumlah sangat mungkin terjadi. Namun pendekatan jumlah sapi 2000 ekor masih relefan di Kecamatan Pacitan.
Bila satu sapi menghasilkan 10 liter urine saja perhari maka dalam setahun ada 3650 liter urine. Bila dilakukan proses 3650 liter urine ini kan dapat menutupi sebagian kebutuhan hara tanaman. Masalahnya saat ini petani belum terbiasa memakai pupuk urine.
Pendekatan kepada petani terus dilakukan walau terkendala dengan berbagai masalah. Penyuluhan tentang pentingnya bertani selaras alam diharapkan dapat meningkatkan pemahaman petani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar