Kecamatan Pacitan dengan lokasi didekat laut dan diantara
pegunungan yang mengitarinya terdapat potensi dan juga kendala dalam berusaha
tani. Salah satu kendala adalah sedikitnya sumber air irigasi. Ketersediaan air
sebagian besar mengandalkan hujan membutuhkan cara pengelolaan sumber air
secara effisien.
System of Rice Intensivicaton (SRI) dibeberapa negara telah
terbukti mampu mengefisienkan penggunaan air. Di Kecamatan Pacitan Tahun 2013
melaksanakan kegiatan Pengembangan Sistem Budidaya SRI yang terus dikembangkan
samapai saat ini. Antusiasme petani pada awalnya baik, namun pengembangannya
mengalami kendala. Namun Petugas Pertanian Lapang terus berusaha
mensosialisasikan.
Beberapa rangkaian kegiatan pengembangan SRI yang sampai
sekarang masih dikembangkan adalah:
1.
Pemanfaatan pupuk organik
Pupuk organik pada mulanya hanya dikenal dalam bentuk curah.
Contoh pupuk organik yang sudah digunakan adalah pupuk kandang. Pada saat
kegiatan pengembangan SRI dilaksanakan dikenalkan beberapa pupuk organik.
Pengenalan meliputi cara pembuatan, pemanfaatannya dan penyadaran keuntungan
penggunaan pupuk organik.
MOL atau Mikro Organisme Lokal dikenalkan kepada petani dan
petani merasakan manfaatnya. Samapai saat ini masih ada beberapa petani yang
terus mengembangkan MOL untuk dijadikan pupuk cair yang tinggi mikroba.
Bu Minten PPL THL Desa
Sirnoboyo memberi arahan kepada petani
Pembuatan pupuk organik curah
1.
Penyemaian bibit padi
Penyemaian bibit padi di nampan atau di lahan mengalami
kendala untuk dilestarikan. Kebiasaan ibu-ibu buruh tani untuk menanam dengan
menggunakan bibit tua lebih dari 3 minggu sulit dihilangkan. Penanaman bibit
satu-satu dilahanpun kini kurang diminati. Namun petugas terus menghimbau
melaksanakan hal tersebut. Pemakaian probiotik dikenalkan dalam pembenihan.
1.
Pengelolaan Air
Pembuatan parit-parit ditengah lokasi budidaya padi sampai
saat ini masih dilaksanakan petani sebagai upaya untuk mengurangi genangan air.
Terutama pada saaat musim hujan.